Rabu, 23 April 2014

 Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pada Rumah Sakit

Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMR) adalah  sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit
Berbagai pengalaman rumah sakit yang menggunakan sistem administrasi konvensional menunjukan banyaknya kehilangan kesempatan memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen maupun kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi.

Kata kunci : Sistem Informasi, Sistem informasi Rumah Sakit


LATAR BELAKANG MASALAH


Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga mengakibatkan :

Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.

Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.

Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat memberikan discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian pada rumah sakit.

Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.

Guna mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan “Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat dibutuhkan, sebagai salah satu strategik manajemen dalam  meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis.


PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan  latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah :

1.      Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan dalam  pelayanan kesehatan di Rumah Sakit ?

2.      Sistem Informasi apa saja yang digunakan dalam  mengatasi hambatan tersebut ?
 


TELAAH PUSTAKA


Menurut George M.Scott, dalam buku ‘Prinsip-prinsip SIM’ adalah :‘Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian Sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar criteria mutu yang telah ditetapkan’.

Definisi mengenai sistem informasi, yaitu :

a. Suatu cara tertentu yang telah di rencanakan

b. Mengolah (mengumpulkan, mengubah, menyebarkan) informasiyang dibutuhkan dari hasil kombinasi sdm, perangkat keras,perangkat lunak, serta jaringan komunikasi

c. Mencapai tujuan organisasi yang sudah ditentukan.

1.      Komponen Sistem Informasi.
 Sistem informasi terdiri dari komponen­-komponen yang  disebut blok  bangunan (building blok), yang  terdiri dari  komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

1. Komponen input
           Input mewakili data  yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media  untuk  menangkap  data  yang  akan dimasukkan, yang  dapat berupa  dokumen­ dokumen dasar.

2. Komponen model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik  yang  akan memanipulasi data  input dan data  yang  tersimpan di basis data  dengan cara  yag  sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

4. Komponen teknologi 

Teknologi merupakan “tool box”  dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima  input, menjalankan  model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5.      Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media  penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk  menampung  database atau  lebih  mudah dikatakan sebagai sumber  data  dan informasi untuk  memperlancar dan mempermudah kerja  dari sistem informasi. 

6. Komponen software
Software  berfungsi sebagai tempat untuk  mengolah,menghitung  dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.

7. Komponen basis data
Basis data (database)  merupakan  kumpulan data  yang saling  berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak  untuk  memanipulasinya.  Data  perlu  disimpan dalam basis data  untuk  keperluan penyediaan informasi lebih  lanjut. Data  di dalam basis data  perlu  diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik  juga  berguna  untuk  efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data  diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak  paket yang  disebut DBMS  (Database Management System).

8. Komponen kontrol 

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air,debu, kecurangan­-kecurangan, kegagalan-­kegagalan sistem itu  sendiri, ketidak  efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal­hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan­kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

PENYELESAIAN MASALAH

-          PENYELESAIAN HAMBATAN

Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) masih belum lancar dan banyak rumah sakit mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan dan kendala. Permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Pemahaman para pemakai tentang komputer yang masih kurang

2.      Pemahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen yang masih minim

3.      Relatif mahalnya harga perangkat komputer

4.      Ambisius para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan pegawai.

Permasalahan yang menjadi penghambat dan kendala dalam perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR), menjadi tantangan tersendiri bagi para pengembang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) ini. SetiapRumah sakit harus memahami betapa pentingnya manajemen informasi bagi perkembangan Rumah Sakit.

Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan rumah sakit dan  meningkatnya kemampuan komputer. Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, tentunya juga mendorong pegawai untuk meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive advantage) Rumah sakit.

Penyelesaian yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit dalam menghadapi permasalahan dan kendala dari pengembangan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR) adalah :

1.      Dengan memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM).

2.      Memberikan pelatihan yang intensif kepada pengguna Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR), dan memberikan insentif kepada setiap pegawai yang dapat memanfaatkan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR) dengan lebih optimal.

Hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses :

Development Master Plancetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.

- Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu      kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang tenga medis.

-Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit (kesehatan).

-Teknologi Informasiketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).

 

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :
  • Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat.
  • Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi Informasi menangani proses maupun penampungan data.
  • Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi dan  kemudahan pengembangan di masa yang akan datang.
  • Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan dari vendor maupun pasar.
 Yang paling penting adalah sesuaikan dengan kebutuhana pengembangan kemasa depan tentunya.Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan beberapa pendekatan, seperti:
  1.  Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja.
Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic planning level), yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi dapat 
  1. ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem.
  1. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah dipelihara.
  1. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.
 -          SISTEM INFORMASI YANG DIGUNAKAN


SIM adalah perangkat prosedur yang terorganisasi apabila dijalankan akan memberikan umpan balik dan informasi kepada manajemen tentang masukan, proses, dan keluaran dari suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.

SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, dan prosedur-prosedur manual;model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan; dan suatu “database” (Gordon B.Davis dan Margareth H.Olson).

Management Information System is a spesifically designed communication system in which data are gathered, stored, analyzed, formulated, and reported to manager (Rakich-Longest-Darr).

Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam  bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.

TUJUAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT ITU SENDIRI :

- lebih menigkatkan pelayanan rumah sakit.
- agar data-data yang ada dalam rumah sakit tersusun rapih.
- kemudahan dalam pencarian data obat, pasien dll yang berhubungan dengan rumah sakit.
-meningktakan citra pelayanan rumah sakit.

MEKANISME KONTROL :

Mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis, pemanfaatam dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program, menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi fungsi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan baik.

Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen menjadi 5 komponen utama guna menunjang terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan.

- Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)

- Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)

- Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya.

- SOP (Standar Operasional Prosedur.

- Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input).

- SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut)
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.

Di bidang    kesehatan    terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk menyongsong Indonesia Sehat.

Cakupan sistem informasi yang luas pada suatu rumah sakit dan terbatasnya waktu yang tersedia maka penulisan proyekCorporate Information System (CIS) ini hanya fokus pada perancangan sistem informasi rumah sakit, sub sistem:

1. Registrasi Pasien  :

A. Pencatatan registrasi pasien (baru dan lama) anak, dewasa, dan ibu hamil rawat jalan baik itu pasien umum, jaminan asuransi/perusahaan, miskin, ataupun pasien rujukan.

B. Pencatatan registrasi pasien medical check up (MCU) paket, baik itu MCU pribadi ataupun MCU rekanan.

C. Pencatatan registrasi pasien pindah ruang rawat inap.

D. Pencatatan penerimaan hasil MCU pasien.

E.  Pencatatan pengambilan hasil MCU pasien.

G. Pembuatan laporan-laporan yang berhubungan dengan registrasi rawat jalan, rawat inap, dan MCU

Digital Sistem Rumah Sakit (DSRS) adalah salah  satu bentuk SIMRS pengembangan Digis Indonesia yang merupakan sistem informasi yang  terintegrasi dan disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen  rumah sakit, mulai dari pelayanan terhadap pasien, apotek, penagihan,  medical record,  database personalia,  penggajian  karyawan,  proses akuntansi,  Kepegawaian (HRD) sampai dengan pengendalian  oleh manajemen.System ini dikenal juga dengan  nama Digital Hospital System. Produk yang kami siapkan adalah produk Multi User yang terintegrasi dimana dikembangkan untuk dioperasikan pada perangkat komputer menggunakan jaringan komputer (LAN) sehingga antara modul satu dengan lainnya dapat saling berkomunikasi.Sistem ini dibangun dengan teknologi mutakhir berbasis open source dengan spesifikasi:

- User Interface berbasis Web AJAX

- Database bisa menyesuaikan dengan sistem yang ada (My SQL ver. 5) 

Konfigurasi Local Area Network (LAN)Local Area Network (LAN) atau jaringan komputer lokal sebagai sarana pengoperasian sistem mempunyai konfigurasi sebagai berikut:Description: http://digis.co.id/wp-content/uploads/2012/02/bagan-300x173.jpgPembangunan LAN ini bisa dilakukan secara bertahap sejalan dengan tahap-tahap pengembangan perangkat lunak yang direncanakan.

DigIS-RS (Digital Information System – Rumah Sakit) atau yang sering di kenal dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, maka diterbitkan Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.  Salah satu pokok bahasan dalam undang-undang tersebut adalah bahwa setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Hal ini tertuang dalam pasal 52 ayat 1 Undang-undang No.44 Tahun 2009.

Digital Information System-Rumah Sakit (DigIS-RS) adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang dikembangkan oleh Digis Indonesia yang didesain terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit, mulai dari registrasi pasien, billing system, akuntansi, dan laporan-laporan. DigIS-RS dibangun berbasis web dengan database My SQL dan dirancang untuk multi user.

KESIMPULAN

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) merupakan bidang yang harus dikembangkan oleh setiap Rumah Sakit yang ada di Indonesia. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) sangat cepat dan pesat, untuk itu setiap Rumah Sakit harus dengan cepat untuk dapat beradaptasi dengan teknologi ini.

Permasalahan yang menghambat dan menjadi kendala bagi pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) di Indonesia bukan menjadi penghalang bahwa teknologi ini tidak digunakan dan dikembangkan. Setiap Rumah Sakit yang memiliki hambatan dan kendala dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) harus dengan cepat mengatasi dan menyelesaikannya dengan memberikan pemahaman, pelatihan dan insentif kepada setiap pegawai yang memanfaatkan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR) dengan lebih optimal.Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) yang optimal, maka akan memberikan banyak benefit bagi Rumah Sakit tersebut.
    
   DAFTAR PUSTAKAhttp://digis.co.id/dsrs-digital-sistem-rumah-sakit/

http://andrazain.wordpress.com/2013/04/28/contoh-penerapan-sistem-informasi-manajemen/

http://simkes.fk.ugm.ac.id/~aplikasi/thesis/data/Tesis%20Albertus%20W.pdf

http://royapriyando.blogspot.com/2013/04/sistem-informasi-manajemen-pada-rumah.html

http://yudiagusta.files.wordpress.com/2008/09/319-322-knsi2011-049-perancangan-sistem-informasi-rumah-sakit.pdf